Langsung ke konten utama

PENTINGNYA KESEHATAN MENTAL

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.

    Kesehatan mental masih sering dianggap sesuatu yang tidak penting dimasyarakat. Padahal kesehatan mental sangat berpengaruh dalam proses perkembangan remaja. Dikutip dari Wikipedia, Kesehatan jiwa atau kesehatan mental adalah tingkatan kesejahteraan psikologis atau ketiadaan gangguan jiwa. Kesehatan jiwa terdiri dari beberapa jenis kondisi yang secara umum dikategorikan dalam 'kondisi sehat', 'gangguan kecemasan', 'stres', dan 'depresi'. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

    Di negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan, kesehatan mental masih menjadi masalah yang serius. Kasus bunuh diri di negara tersebut merupakan terbesar di dunia. sebagian besar disebabkan karena depresi dalam hal pekerjaan, pendidikan, karier, dan keluarga. 

    WHO menyebutkan, anak muda alias generasi milenial saat ini lebih rentan terkena gangguan mental. Terlebih masa muda merupakan waktu di mana banyak perubahan dan penyesuaian terjadi baik secara psikologis, emosional, maupun finansial. Misalnya upaya untuk lulus kuliah, mencari pekerjaan, atau mulai menyicil rumah.

    Selain perubahan hidup, teknologi juga turut berkontribusi terhadap kesehatan mental generasi muda. Salah satunya adalah penggunaan media sosial. Media sosial seakan menciptakan gaya hidup ideal yang sebenarnya tidak seindah kenyataan. Hal inilah yang menciptakan tekanan dan beban pikiran pada generasi muda. 

    Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.

    Gangguan mental atau penyakit mental dapat diawali dengan beberapa gejala berikut ini, antara lain:

  • Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.
  • Delusi, paranoia, atau halusinasi.
  • Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
  • Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu menghantui.
  • Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
  • Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
  • Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan.
  • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
  • Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.
  • Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.
  • Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.
  • Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan dengan orang lain.
  • Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang tidak biasa.
  • Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.
  • Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan narkoba.
  • Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
  • Perubahan gairah seks.
  • Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.
  • Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau pergi ke sekolah atau tempat kerja.
  • Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.

    Beberapa penyebab umum dari gangguan mental, antara lain:

  • Cedera kepala.
  • Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga.
  • Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.
  • Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak.
  • Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.
  • Mengalami diskriminasi dan stigma.
  • Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.
  • Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.
  • Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.
  • Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.
  • Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.
  • Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama.
  • Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
  • Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk.
  • Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan yang pernah dialami. 

    Gangguan mental dapat diatas dengan cara sebagai berikut :

  • Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.
  • Membantu orang lain dengan tulus.
  • Memelihara pikiran yang positif.
  • Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
  • Mencari bantuan profesional jika diperlukan.
  • Menjaga hubungan baik dengan orang lain.
  • Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.

    Kita sebagai generasi milenial, generasi penerus bangsa, harus bisa memerangi gangguan mental demi kemajuan bangsa ini. Kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi. 

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

  

    









Sumber :

https://id.wikipedia.org/

https://vivahealth.co.id/

https://www.seributujuan.id/

https://www.halodoc.com/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RIWAYAT SINGKAT PEMILIK BLOG

Assalamualaikum WR WB           Nama saya Dimas Aditiya biasa dipanggil Dimas, lahir di Indramayu, Jawa Barat pada 29 maret 2002 dari pasangan suami istri Sampad dan Carsinih. Saya anak ke-2 dari 3 bersaudara. Sekarang saya duduk di kelas IX SMP NEGERI 1 GABUSWETAN, Indramayu, Jawa Barat. Wassalamualaikum WR WB 

MEMAHAMI, MENERIMA, DAN MENCINTAI DIRI SENDIRI

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang paling sempura. Karena manusia dibekali dengan akal, pikiran, dan perasaan. Sedangkan makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan tidak dibekali. Selain itu, manusia juga merupakan makhuk yang unik karena berbeda satu dengan yang lainnya, bahkan anak kembarpun pasti mempunyai perbedaan. Oleh karena itu, Kita harus selalu bersyukur terhadap pemberian Tuhan. Rasa syukur tersebut dapat diwujudkan dengan mencintai diri sendiri. Sebelum itu, kita perlu memahani serta menerima diri sendiri baik itu kekurangan ataupun kelebihan.  Sebelumnya, saya Dimas Aditiya Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya, Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Sistem Informasi. 18 tahun, saya mencoba untuk memahami, menerima, dan mencintai diri saya sendiri, proses tersebut sangat panjang dan tidak mudah.  Saya akan membahas mengenai memahami, menerima, dan mencintai diri sendiri. 1. Memahami Diri Sendiri ( Self-Awarenesas) Dalam pengertiannya

Penyerbukan Berdasarkan Asalnya Serbuk Sari

Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari diatas kepala putih . Berdasarkan asalnya serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut. 1. Autogami (penyerbukan sendiri), yaitu serbuk sari berasal dari bunga itu sendiri. 2. Geitonogami (penyerbukan tetangga), yaitu serbuk sari berasal dari bunga lain, tetapi satu tumbuhan. 3. Alogami (penyerbukan silang), yaitu serbuk sari berasal dari bunga tumbuhan lain yang sejenis. 4. Hibridasi/bastar , yaitu serbuk sari berasal dari tumbuhan jenis lain